02 Jul 2025

KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PEMANFAATAN ABU SISA PEMBAKARAN SAMPAH ANORGANIK MENJADI MATERIAL ALTERNATIF UNTUK BANGUNAN NON-STRUKTURAL BERSAMA MITRA MASYARAKAT TPS3R LEMBANGSARI, DESA TARUMAJAYA, KECAMATAN KERTASARI, KABUPATEN BANDUNG

Tim Dosen:
Dr. Fajar Ciptandi, S.Ds., M.Ds.
Oky Setiawan, S.Ds., M.Ds.
Mohd. Rodho Kurniawan, S.Ds., M.Ds.

Kegiatan pengabdian masyarakat bersama mitra yang merupakan Tempat Pengolahan Sampah 3R Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Lembangsari di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Keberadaan TPS3R ini merupakan salah satu solusi terhadap permasalahan darurat sampah di di desa tersebut. Pembangunannya dilakukan pada bulan April tahun 2021 dengan anggaran sebesar Rp 600 juta, yang bersumber dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Gambar 1. Kondisi TPS3R Tarumajaya

Desa Tarumajaya memiliki luas 2.742 Ha dan merupakan titik nol Sungai Citarum, berada di kaki Gunung Wayang dan berjarak sekitar 50 km dari pusat Kota Bandung. Penguasaan lahan milik masyarakat hanya 97,7 ha (3,6%), sedangkan sisanya milik pemerintah dan swasta. Sebagain besar lahan difungsikan untuk pertanian dengan 79%warga bekerja sebagai buruh tani. Dalam “Rencana Operasional Pemeliharaan TPS3R Citarum Harum, Desa Tarumajaya Tahun 2021”, sampah rata-rata yang diterima oleh TPS3R Desa Tarumajaya mencapai 485 kg atau 2,64 m2 dalam sekali pengangkutan. Sampah-sampah tersebut terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu: sampah organik sebanyak 265 kg atau 1,45 m2, sampah anorganik daur ulang sebanyak 135 kg atau 0,75 m2, dan jumlah sampah residu sebanyak 85 kg atau 0,46 m2.

Gambar 2. Kondisi kewilayahan Desa Tarumajaya

Berdasarkan hasil diskusi bersama masyarakat dan pengelola TPS3R diketahui bahwa upaya penanganan permasalahan ini telah dilakukan dalam bentuk pembuatan Tel-Urator, yang merupakan mesin hasil pengembangan tim dari Telkom University pada tahun 2023 yang dapat melakukan pembakaran sampah melalui sistem vortex pada chamber dan sistem cyclone pada cerobong. Walaupun mesin ini telah mampu bekerja dengan cara yang ramah lingkungan dan dapat membakar sampah hingga 300 kg/jam, baik sampah kering maupun sampah basah, namun permasalahannya masih terdapat dalam pengelolaan sampah ini adalah karena Tel-Urator masih menyisakan abu pembakaran sampah yang berasal dari jenis sampah anorganik sekitar 10-15% atau setara 15-20 Kg pada setiap pengangkutan sampah ke TPS per-pekan.

Melalui proses partisipatoris bersama masyarakat mitra, diketahui hal ini masih menjadi permsalahan, karena kondisi abu sisa pembakaran sampah anorganik ini belum terkelola dengan baik. Selama ini abu sisa pembakarannya hanya disimpan di dalam karung dan ditumpuk di dalam ruangan TPS3R bercampur dengan sampah kotor organik dan anorganik yang belum diolah. Sebagian lainnya abu dibuang oleh masyarakat ke halaman sekitar. Kondisi tanaman di sekitar halaman yang tertutupi oleh abu sisa pembakaran tampak kering. Hal ini mengindikasikan bahwa material ini masih mengandung zat tertentu yang tidak mampu terurai dengan baik di tanah sehingga menyebabkan kerusakan bagi tanah dan tanaman.

Gambar 3. Bentuk abu sisa pembakaran sampah anorganik menggunakan mesin Tel-Urator

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan pengabdian masyarakat dengan mengangkat permasalahan prioritas untuk kelompok masyarakat, adalah:

  1. Permasalahan aspek sosial kemasyarakatan mengenai pentingnya meningkatkan pengetahuan kepada mitra masyarakat di Desa Tarumajaya dalam hal mengelola sampah di lingkungannya sendiri secara tuntas dengan pendekatan yang ramah lingkungan dan tepat guna. Pengetahuan ini penting sebagai jalan masuk mengatasi persoalan darurat sampah di Desa Tarumajaya. Minimnya pengetahuan yang tepat dalam mengelola sampahnya sendiri berpotensi menyebabkan kesalahan dalam penanganannya sehingga persoalan sampah tidak pernah benar-benar tertangani sampai tuntas. Lebih spesifik permasalahan pada kegiatan ini dibatasi pada meminimalisir sampah anorganik agar dapat mencapai nol limbah setelah pembakaran menggunakan Tel-Urator. Sebagian besar masyarakat belum dapat melihat adanya potensi pada abu sisa pembakaran sampah anorganik sehingga masih menganggap abu tersebut tidak berharga. Selain itu masalah pengetahuan lainnya adalah ketidaktahuan jika abu dibuang ke lingkungan justru akan memberi dampak kerusakan pada tanah.
  2. Permasalahan aspek produksi yang berkaitan dengan keterampilan dalam melakukan proses produksi produk memanfaatkan material abu sisa pembakaran sampah anorganik di Desa Tarumajaya. Permasalahan yang utama pada aspek produksi ini adalah tentang bagaimana tahapan proses produksi produk tersebut dapat ditransfer secara langsung kepada masyarakat hingga benar-benar dapat mereka kuasai. Selama ini pengetahuan dan panduan langkah-langkah teknis sering kali tidak tepat sasaran dan kurang intensif, sehingga penerapan inovasi hanya bersifat sementara dan tidak berjalan secara berkelanjutan. Maka, perlu memperhatikan keterlibatan masyarakat secara langsung

 

Maka, kegiatan diawali dengan melakukan beberapa variable eksperimen untuk menjadikan abu sisa pembakaran sampah anorganik sebagai agregat pada campuran bahan pembuatan material laternatif bahan bangunan nonstruktural berupa loster.

Gambar 4. Proses ekperimen memanfaatkan abu sisa pembakaran sampah anogranik di TPS3R

Dari hasil pengembangan produk prototipe selanjutnya dilakukan evaluasi melibatkan mitra secara partisipatoris dan menghasilkan beberapa catatan, antara lain: 1) Bagi mitra dan masyarakat, produk dianggap berguna dan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pemakaian sehari-hari atau dapat dikembangkan sebagai unit usaha kedepannya; 2) Proses pembuatan prototipe sudah dijalankan dengan tahapan yang mudah dan dapat ditiru Kembali; 3) Terdapat saran pengembangan protoype kedepannya dalam bentuk paving block; 4) Pemanfaatan abu bisa diperluas dengan penggunaan abu sisa pembakaran rumah tangga yang banyak dilakukan di rumah-rumah warga. Selanjutnya, telah dilakukan pula penyerahan teknologi kepada mitra sasar secara langsung dan penandatanganan berita acara serah terima. Hal ini sebagai bentuk simbolis bahwa prototipe secara konsep memberikan kontribusi bagi masyarakat, dan komitmen bersama untuk mengembangkan prototipe lebih lanjut.

Gambar 5. Tahap evaluasi, feedback dan serat terima prototipe kepada mitra

Artikel ini merupakan salah satu luaran dalam bentuk artikel popular dari Hibah Pengabdian Masyarakat berjudul: "Pemanfaatan Abu Sisa Pembakaran Sampah Anorganik menjadi Material Alternatif untuk Bangunan” yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Telkom, dengan nomor kontrak 0398/ABD07/PPM-JPM/2025.

Leave a Reply